Mengenang Jasa Pahlawan Melalui Drama Kolosal
MEMPERINGATI hari kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Kecamatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPK KNPI) Batumandi beserta GP Anshor, Pemuda Panca Marga dan Karang Taruna Desa Timbun Tulang dan Riwa menggelar kegiatan lawatan sejarah yang ada di Kecamatan Batumandi.
Selain menggelar lawatan sejarah, peringatan HUT RI yang melibatkan masyarakat sekitar ini juga menampilkan drama klosal dari Sanggar Rumah Sains Balangan yang membawakan adagen Perang Banjar dibawah pimpinan Tumenggung Jalil yang terjadi di wilayah Balangan.
Ketua pelaksana kegiatan Yusmadiyanor mengungkapkan, lawatan sejarah yang melibatkan para pelajar ini dengan mendatangi salah satu lokasi bersejarah yang menjadi saksi bisu saat terjadinya peperangan antara pejuang dengan Belanda saat masa penjajahan.
Lokasi tersebut, kata Yusmadi yakni, lokasi penumpukan mayat saat terjadi perang serta lokasi pencegatan tentara Belanda oleh para pejuang yang berada di Desa Hamparaya.
“Selain napaktilas lokasi terjadinya peperangan, kami juga mengadakan renungan dan doa bersama bagi para pejuang yang telah rela sepenuh jiwa dan raga mengorbankan segalanya bagi kemerdekaan bangsa ini,’’ ujar Yusmadi.
Ia mengatakan sudah seharusnya sebagai generasi penerus bisa menghargai jasa para pahlawannya, paling tidak dengan mengetahui dan menghargai jasa-jasa para pahlawan.
“Dengan mengetahui dan menghargai jasa para pahlawannya kita bisa menaladani bagaimana sikap para pahlawan serta meneruskan perjuangan yang dicita-citakan oleh para pejuang tersebut, minimal dengan menjalani kehidupan sehari-hari lewat kegiatan-kegiatan yang positif untuk kemajuan daerah,” jelasnya.
Sekedar diketahui, penampilan drama klosal yang digelar dalam kegiatan ini sendiri, mengangkat tokoh Temenggung Jalil, yang merupakan panglima perang dengan basis pertahanan di Banua Lima dibawah kepemimpinan Pengeran Antasari pada saat terjadinya Perang Banjar.
Temenggung Jalil sendiri, mendapat gelar Tumenggung Macan Negara dan Kiai Adipati Anom Dinding Raja dari Pengeran Antasari, beliau merupakan pemuda kelahiran Palimbangan Hulu Sungai Utara tahun 1840 dan meninggal pada 24 September 1861 saat pertempuran di Benteng Tundakan (Balangan) saat melawan Belanda pada umur 21 tahun.(jejakrekam)
Komentar
Posting Komentar